05
Nov

Minum Susu Antelop Tanpa Susah Payah

“Setiap kali aku membutuhkan sesuatu dari susu ini, maka antelop-antelop ini berkumpul di sekitarku.”

Di antara hamba-hamba Allah, ada yang dikaruniai rezeki yang didapat tanpa susah payah. Salah satunya adalah salah seorang syaikh yang pernah ditemui oleh Abu Ibrahim Az-Zuhri. Kisah menarik ini disebutkan oleh Khathib Al-Baghdadi dan Ibnul Jauzi:

Abul Qasim Al-Harbi Al-Hadzdza’ berkata, Abu Ibrahim Az-Zuhri pernah bercerita kepadaku,

Suatu hari aku datang dari Mashishah, lalu aku melewati sebuah daerah. Aku pun ingin melihat ahli ibadah di sana. Lalu aku pergi menemui mereka, dan kebetulan bertepatan dengan shalat Zhuhur. Di antara orang yang melihatku, ada satu orang yang mengenalku. Lalu aku bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang bisa memberikan petunjuk kepadaku tentang orang yang alim?”

Mereka menjawab, “Dia adalah syaikh yang shalat bersama kami.”

Aku pun shalat Zhuhur dan Ashar bersama mereka. Lalu laki-laki yang mengenaliku itu mengatakan kepada syaikh, “Ini adalah anak keturunan Abdurrahman bin Auf, dan kakeknya yaitu ayah dari ibunya adalah Sa’ad bin Mu’adz.”

Syaikh tersebut kemudian merasa senang dengan diriku, dan mengucapkan salam kepadaku seolah-olah ia sudah lama kenal. Lalu aku bertanya kepadanya, “Aku adalah pengikut madzhab Hanbali, dari manakah Anda makan?”

Syaikh tersebut menjawab, “Menginaplah bersama kami.”

Aku katakan, “Untuk malam ini, aku akan menginap bersamamu.”

Aku pun pergi bersamanya. Ia mengajakku berbincang dan terlihat akrab denganku, sampai kemudian dia tiba di sebuah gua di salah satu gunung. Aku pun duduk, sementara dia masuk ke gua, lalu mengeluarkan sebuah wadah yang sudah usang seukuran satu setengah rithl. Kemudian ia meletakkan wadah tersebut.

Setelah itu ia duduk berbincang-bincang denganku. Hingga ketika matahari hampir tenggelam, berkumpul banyak antelop (sejenis kijang) di sekitarnya. Ia kemudian menangkap satu ekor, dan memerah susunya hingga wadah tersebut penuh susu. Setelah itu ia melepaskannya.

Setelah diaduk, ia meminumnya sedikit-sedikit, kemudian berkata, “Makananku hanyalah apa yang kamu lihat ini, setiap kali aku membutuhkan sesuatu dari susu ini, maka antelop-antelop ini berkumpul di sekitarku, lalu aku mengambil kebutuhanku, setelah itu aku lepaskan.”

[ Ibnu Abdil Bari El-‘Afifi, 155 Kisah Langka Para Salaf ]