09
Jul

Ayo Berkurban..!

Hari Raya Iedul Adha 1442 H

          Perayaan Iedul Adha, selalu menjadi momen paling berharga bagi umat muslim sedunia. Setidaknya, ada dua kejadian besar yang terjadi pada saat itu. Sebagian umat islam dari seluruh penjuru dunia, ada yang berkumpul di tanah suci Makkah, untuk melaksanakan ibadah rukun islam yang kelima. Dan sebagian umat muslim yang lain melaksanakan penyembelihan beberapa hewan ternak. Penyembelihan tersebut tidak lain adalah sebagai bentuk solidaritas sesama manusia, agar para fakir dan miskin, Kerabat, Tetangga dan orang-orang sekitar dapat merasakan nikmatnya daging sembelihan. Kedua momen tersebut tentunya tidak terlepas dari sejarah kehidupan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As.

          Namun, walaupun kita merayakan Hari Raya Iedul Adha setiap tahun, nampaknya hanya segelintir orang saja yang dapat meressapi hikmah dibalik kehidupan kedua Nabi yang mulia tersebut. Nampaknya, kita baru dapat memahami hikmahnya beberapa saat menjelang hari raya Iedul Adha itu sendiri. Sehingga ajarannya hanya dilaksanakan sekali dalam setahun.

          Nabi Ismail, merupakan seorang pribadi yang Cerdas, Sabar, dan juga Bijaksana. Ada masa depan yang cerah bagi diri Nabi Ismail As. Namun, Nabi Ibrahim bukan sebagaimana ayah-ayah pada umumnya. Kecintaannya kepada Allah lebih besar, dibandingkan dengan kecintaannya pada putranya tersebut. Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya perintah menyembelih nabi Ismail As. Meskipun pada Endingnya, Perintah ini dibatalkan atas kehendak Allah pula, dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor domba.

          Nabi Ibrahim pun lulus dari cobaan yang super berat ini. Dan kisah ini juga menunjukkan, akan haramnya menumpahkan darah seseorang yang Mentauhidkan Allah. Kisah tersebut juga menunjukkan, bahwasannya Harta yang paling Berharga, dan hanya Allah karuniakan kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki ialah Tunduk dan Patuh secara Total, kepada Perintah Allah Subhanahu Wata’ala.

          Bahkan, apa yang dilakukan oleh nabi Ibrahim AS, juga senada dengan apa yang difirmankan Allah Ta’ala:

“Sesungguhnya Hartamu dan Anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): Di sisi Allah lah pahala yang besar.”(QS. At-Taghabun : 15)

         Berdasarkan ayat tersebut, dapat dipahami bahwasannya mengorbankan sedikit harta kita untuk tujuan akhirat, tidak aka nada habisnya. Ditambah lagi bahwa dunia yang kita tinggali ini hanyalah tempat bermain-main dan bersenang-senang. Sedangkan Akhirat adalah alam yang kekal, dan alam kebaikan bagi orang-orang yang senantiasa bertaqwa kepada Allah Ta’ala.

          Sebagai contoh, kita yang mungkin mengaku telah meneladani kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS, apakah pengorbanan yang kita lakukan sudah sebanding dengan beliau?, apakah sudah sebanding dengan semangat pengorbanan Ismail yang masih muda?, apakah sudah sebanding dengan semangat ketaatan Siti Hajar?

          Sebagai contoh, untuk membeli hewan Qurban saja, mungkin kita memilih hewan dengan harga yang paling murah, padahal kita mampu membeli yang lebih baik dari itu. Kita masih memilih untuk memasukkan uang kecil ketika ada kotak infak yang lewat di hadapan kita, padahal Allah telah memberi rizki kita dengan nominal yang besar. Kita mungkin masih berfikir dua kali, untuk memberikan tempat duduk kita kepada orang yang lebih membutuhkan ketika berada di kendaraan umum. Ataupun tidak sudi mengorbankan sedikit tenaga untuk orang-orang yang membutuhkan. Atau mungkin ketika kita mendapat sedikit pengetahuan agama, kita enggan mendengarkan pendapat orang lain. Karena kita dianugrahi sedikit kedudukan, kita menolak pendapat orang-orang dibawah kita..?

          Ketahuilah.. Berkurban adalah tentang bagaimana kita melawan kecenderungan duniawi untuk senantiasa mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala, serta berharap Ridho dan Rahmat-Nya, sehingga kita mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, yakni masuk kedalam Surga-Nya yang luasnya melebihi luas langit dan bumi.

          Semoga. Kita semua dianugrahi Keistiqomahan dalam beribadah, dan semoga Allah Ta’ala menggerakkan jiwa kita, agar dapat berqurban pada Iedul Adha tahun ini, ataupun pada tahun yang akan datang

Wallahu A’lam Bisshowab